Lima Cara Sederhana Menghadapi Cobaan Hidup

Oleh Fatih Anfasa

Assalamualaikum Wr. Wb. Kawan-kawan PPMR.

Saya ingin membagi pengalaman saya saat menghadiri ceramah oleh KH Abdullah Gymnastiar, atau biasa disapa dengan Aa Gym, yg diadakan di masjid Al-Hikmah, Den Haag pada bulan Februari kemarin. Menurut saya ceramah tersebut sangat menarik dan juga memberikan pencerahan bagi saya, terutama terkait dengan judul ceramahnya, yaitu “Lima Cara Sederhana Menghadapi Cobaan Hidup”. Hal ini sangat bermanfaat karena tidak ada orang yang hidup tanpa ujian/masalah. Selama ini kita cenderung takut menghadapi berbagai ujian dalam hidup kita. Padahal kita selalu menghadapi ujian formal, seperti ujian SD, SMP, SMA, dan pada saat menjadi mahasiswa. Belum lagi ujian dalam hidup/ujian pribadi, seperti masalah dengan teman/sahabat, pasangan hidup, keluarga, masalah kesehatan, masalah finansial, dsb. Yang menentukan apakah kita akan menjadi mulia dalam menghadapi masalah tersebut adalah cara kita menyikapi masalah/ujian yang kita hadapi. Apabila kita menyikapi dengan sikap yang baik, seburuk-buruk hasilnya akan selalu ada hal baik yang bisa kita petik. Sebaliknya, apabila kita menyikapi segala sesuatu dengan sikap yang buruk/selalu mengeluh, selalu akan ada hal buruk yang akan kita petik dari berbagai hal baik yang kita peroleh. Berikut rangkuman ceramah Aa Gym mengenai lima cara sederhana menghadapi cobaan hidup yang ingin saya bagi

1.  Siap menerima suatu cobaan

Kita terkadang lupa bahwa pangkal dari masalah kita bukan masalah itu sendiri, tetapi bagaimana menyikapi/menerima suatu cobaan. Seperti menghadapi suatu ujian. Apabila kita mempersiapkan diri kita sebaik-baiknya, maka umumnya kita akan mendapatkan hasil yang baik pula. Tetapi kita juga harus ingat bahwa tidak semua yang kita inginkan akan terwujud. Oleh karena itu, kita harus siap pula dengan kegagalan dan jangan hanya siap dengan kesuksesan. Semakin siap kita untuk menghadapi suatu kegagalan, semakin ringan masalah tersebut akan dirasakan oleh kita. Mulailah dengan niat yang baik, ikhtiar semampu kita, tapi jangan terkunci oleh keinginan dan nafsu kita, serahkan semuanya kepada Allah SWT.

2.       Kalau sudah terjadi, kuncinya adalah ridho/diterima

Seringkali saat mengalami suatu masalah/musibah, kita cenderung berpikir “seandainya saya pergi lebih cepat”, “seandainya kita belajar lebih giat”, dsb. Hal itu menandakan bahwa kita adalah orang yang tidak bisa menerima kenyataan. Hal ini dapat menimbulkan perasaan tidak tenang dalam menghadapi berbagai cobaan serta masalah hidup. Apabila kita mencoba berpikir lebih dalam, banyak orang menderita bukan karena kenyataan yang terjadi tetapi karena tidak bisa menerima kenyataan tersebut. Oleh karena itu, apabila kita sudah siap untuk menerima berbagai cobaan dari awal dan bukan di akhir, InsyaAllah kita akan menjadi lebih tenang dan lebih siap dalam menghadapi berbagai ujian dalam hidu kita.

3.       Jangan mempersulit diri,  “mudahkan urusanmu”

Apabila kita pikirkan baik-baik. Setiap kita mendapatkan masalah, pada umumnya kita menderita karena pikiran kita sendiri. Banyak orang menderita karena memikirkan yang belum ada dan bukan mensyukuri yang sudah ada. Orang tersebut bukan kurang rizki tetapi kurang iman. Kita jangan takut tidak akan mempunyai rizki yang cukup, tapi takut tidak bisa mensyukuri nikmat yang sudah kita miliki!  Kita harus ingat bahwa kita dihormati orang lain  bukan karena kita mulia, tapi karena Allah SWT menutupi dosa, aib, dan kesalahan kita!

Aa gym pun mengatakan terdapat beberapa babak dalam hidupnya: babak ngetop, babak belur, hingga babak baru. Beliau juga berkata bahwa pujian jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan dicaci maki. Karena pujian mendekatkan kita ke kemunafikan.  Namun, dari hal tersebut beliau menyadari bahwa memang terkadang inilah ujian yang diberikan oleh Allah SWT terhadap hambaNya untuk menaikkan derajatnya. Jangan membebani diri kita dengan berbagai masalah yang sudah ada.

4.       Evaluasi diri (bertaubat)

“Apa saja ni’mat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi.”

QS An-Nisa ayat 79

Terkadang kita lalai dalam mengevaluasi diri kita setelah tertimpa masalah/musibah. Kita cenderung mengedepankan emosi serta mencari-cari kesalahan orang lain. Kita harus ingat bahwa sebagai manusia, kita tidak pernah luput dari dosa. Cara untuk menghilangkan/megurangi dosa tersebut tentu dengan bertaubat.

Dalam menghadapi berbagai masalah pun kita harus ingat bahwa tidak ada satupun masalah yang tidak ada solusinya. Tidak ada guru yang memberikan soal tanpa ada kunci jawaban. Tidak ada seseorang membuat lubang kunci tanpa pasangan kuncinya. Salah satu jalan utama untuk mendapatkan jawaban dari masalah kita adalah dengan bertaubat! Pada intinya adalah kita harus instropeksi terhadap kesalahan diri kita sendiri dan jangan melihat/mencari kesalahan orang lain. Seperti kisah Nabi Adam a.s. yang memakan buah terlarang dan akhirnya dikirim ke dunia sebagai hukuman. Beliau menjadi mulia karena bertaubat dan bukan karena menyalahkan iblis yang telah membujuknya. Begitu juga dengan Nabi Yunus a.s. yang dimakan oleh ikan paus karena sempat lalai terhadap umatnya. Beliau pun selamat karena bertaubat.

5.       Cukuplah Allah SWT sebagai penolong kita (hanya bersandar kepada Allah SWT)

  1. Katakanlah: “Aku berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai subuh,
  2. dari kejahatan makhluk-Nya,
  3. dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,
  4. dan dari kejahatan wanita-wanita tukangsihir yang menghembus pada buhul-buhul,
  5. dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki”

QS Al Falaq 1-5

Seringkali sebagai manusia, kita bersandar kepada jabatan, kekayaan, suami, istri, orangtua, saudara/kerabat dengan jabatan tinggi, dsb. Namun satu hal yang tidak kita sadari adalah kita sering bergantung kepada sesuatu yang tidak kekal. Kaya bisa menjadi miskin, kerabat bisa meninggal atau hubungan bisa menjadi renggang dan jabatan seseorang bisa hilang sewaktu-waktu. Begitu semua hal tersebut diambil/hilang kita akan kehilangan tempat bergantung. Namun apabila kita bersandar kepada Allah SWT yang kekal,  kita tidak akan kehilangan apa-apa karena kita bersandar kepada yang kekal dan pemilik alam semesta. Hal ini pun tercermin dari cara Nabi Muhammad SAW mengajarkan agama islam. Rasulullah menyebarkan agama islam dengan mengajarkan ilmu tauhid terlebih dahulu, yaitu ilmu mengenal Allah SWT. Baru setelah itu Rasulullah mengajarkan mengenai solat dan ibadah-ibadah lainnya. Dari hal ini kita bisa melihat bahwa yang terpenting adalah mengenal Allah SWT terlebih dahulu.

Akhirul kata, derajat seseorang ditentukan pula oleh masalah yang dialaminya. Semakin tinggi derajat/mulia seseorang semakin berat pula masalah yang akan dihadapinya. Yang menentukan apakah kita akan menjadi lebih mulia atau tidak adalah bagaimana kita menyikapi dan mengevaluasi diri sesudahnya. Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada hamba-hambaNya dalam menghadapi&menyikapi berbagai masalah yang  kita hadapi, Amin YRA…

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Tentang Ivan

After graduating from school of architecture Institut Teknologi Bandung, Indonesia in 2006, he worked for almost three years in an emerging Singaporean young firm, Park associates Architect. He design several residential projects to build with the office and published in some renowned architecture magazines such as D A. Since 2009 he is the founder of ruang magazines, an online architecture magazine that deal with urban and social problems in Indonesia.

22 comments

  1. alhamdulillah..insyaAllah jadi penguat menghadapi permasalahan saat ini dan selanjutnya, salam kenal, sukses selalu…amien

  2. Segala permasalahan hidup dan kehidupan semuanya bermuara pada diri kita sendiri, dan semua ini ada solusinya yaitu dengan BERSEDEKA

    1. lakukan kegiatan/pekerjaan dengan semangat……..janagn takut salah,lebih baik salah karna mencoba dari pada tidk mencoba sama sekali

  3. memang hidup itu suatu rahasia yang harus mau gak mau kita terima dan harus kita selami bahwa hidup itu suatu peranan yang mana didalam tubuh kita itu allah slalu ada disetiap geak gerik kita maka pikiran hati slalu ingat dan trus mensyukuri bahwa hidup itu 1ada menghidupi2 nguripi 3ngurip uripi yakni allah orang tua kita kita sendiri jadi manungale roso ke3 nya harus selaras trima kasih atas berkahnya rahayu

  4. mungkin emag benar pepatah bilang “jika kau keras padadiri sendiri maka masa depan akan lunak pada diri mu ,jika kau lunak pada dirimu sendiri maka masa akan keras pada mu”kita harus semangat untuk sukses

  5. Makasih, artikel ini sangat bermanfaat buat saya pribadi, mudah2an dgn membaca artikel ini saya bisa lebih bertawakkal en istiqamah menjalani hidup ini…..amin

  6. Subhanaĺloh artikelnya sangat menyentuh hati yang membacanya, mudah dicerna kata2nya dan tentu saja sangat luar biasa untuk diamalkan dalam hidup sehari hari dengan penuh tawakal dan istiqomah, Insya Alloh sukses selalu buat Aa, was

  7. dulu alm. Kakek dan uwa gw paranormal. Knp nasib gw sial seumur hdup? Gw saat kecil sering sakit agak parah shg otak gw jd goblok dan badan gw jd loyo shg dlm hal apa saja diremehkan org, dibodohi org dll. Gw juga sngt sulit dpt jodoh dan rejeki. Umur gw kepala 4 blm krja dan blm nikah. Gw juga sepanjang hdup dijahati org terus.

Tinggalkan Balasan ke Mohamad Arifin Batalkan balasan